Senin, 28 Oktober 2013

Pendidikan sebagai Modal social dalam membangung Bangsa.

Pendidikan sebagai Modal social dalam membangung Bangsa.

Keberhasilan suatu bangsa diperlukan sebuah cara atau sebuah strategi untuk melaksanakannya dan dalam hal ini Strategi Pendidikan sebagai modal social adalah suatu cara yang kurang mendapatkan pioritas yang tinggi dalam perencanaan pembengunan Indonesia. Pemerintah kita hanya terfokus pada pembangunan ekonomi disektor makro ekonomi tanpa memperhatikan modal social.

Keberhasilan suatu bangsa dalam membangun bangsanya adalah terjadinya keseimbangan sector makro ekonomi dan mikro ekonomi (sector riil). Dan penopang utama dari mikro ekonomi adalah modal social. Dan yang terjadi di Indonesia tidak terjadi sinkronasi antara factor makro ekonomi dan factor mikro ekonomi, hal ini bisa terjadi terjadi karena pemerintah belum menyediakan parameter jembatan yang tepat
(bridging). Faktor bridging ini adalah berupa lembaga-lembaga pemerintah yang tidak focus dan tidak punya strategi yang singkron dengan lembaga lainya. Atau dalam istilah sederhananya antar lembaga pemerintah ini berdiri sendiri-sendiri dengan visi masing-masing tanpa memperhatikan hubungannya dan keterkaitannya dengan lembaga lainnya.

Dan modal utama dalam keberhasilan suatu bangsa sangat ditentukan oleh keberhasilan dalam membangun modal social dan membangun jembatannya. Dan dalam hal ini pemerintah belum bisa memberikan strategi yang tepat dalam membangun modal social ini, modal social dapat dibangun melalui keberhasilan pembangunan pendidikan sebagai fondasi awal.

Strategi pembangunan bangsa yang sedari awal sudah salah langkah jika dilihat dari perkembangan - perkembangan Negara lain dalam menentukan kebijakan ekonominya. Atau lebih tepatnya adalah bukan salah langkah tapi kurang strategis sebagai langkah awal. Karena strategi kita menggunakan strategi ekonomi terbuka, atau yang dikenal dengan istilah liberasi ekonomi, dan langkah ini berpedoman kepada konsesus washington, yang menurut Joseph Stiglitz, Negara- Negara berkembang yang berpedoman pada konsensus Washington pertumbuhan ekonominya tidak secepat Negara-negara yang tidak berpedoman kepada Konsensus Washington. Yang mana dalam konsensus Washington ini banyak kebijakan - kebijakan yang tidak berpihak kepada ekonomi mikro, dan modal social yang mana keduanya tidak berjalan seimbangan dengan ekonomi makro.

Salah satu factor kenapa liberalisasi ekonomi tidak tepat dijalankan di Indonesia adalah Indonesia masih mengalami tahap asimetri informasi, Ideal pasar bebas yang sempurna ( invisible hand adam smith) pasar bebas hanya dapat bisa berjalan jika informasi itu sempurna, sedangkan yang terjadi di Indonesia adalah infrastruktur informasi masih lemah. Dan pencapaian Informasi yang simetris dan sempurna dimana setiap orang mempunyai informasi yang sama adalah hal yang mustahil untuk dicapai,

Dan ketika mereka bicara soal ideology pasar bebas, tapi bila anda lihat politik mereka mereka dalam soal bailout dan proteksionisne, ini bukan kebijakan pasar bebas, perusahaan - perusahaan yang katanya pro pasar bebas justru terbukti paling banyak mendekati pemerintah untuk meminta berbagai kemudahan.

Keberhasilan pembangunan pendidikan ternyata lebih ditentukan oleh keinovasian dalam mengembangkan kebijakan pendidikan yang efesien dan efektif.

Lewat desertasi berjudul “kebijakan pendidikan sebagai kebijakan public dalam konteks otonomi daerah: Penelitian kebijkan public pendidikan di kabupaten jembrana, provinsi bali. Kompas 16 agustus 2007.

Dari hasil penelitian riant terlihat bahwa kepemimpinan merupakan factor yang paling berperan dalam keberhasilan atau kegagalan kebijakan public. Ketika pemimpin memiliki komitmen untuk menomorsatukan pembangunan manusia, dia memiliki pengaruh untuk membuat komitmen itu menjadi nyata, bukan sekadar slogan politik,


Dalam pelaksanaaan program pemerintah belum terlihat adanya sinkronisasai kebijakan pendidikan dengan department lainya, walaupun pernah di lontarkan konsep ABG, Academic business and government , tapi saya sama sekali belum melihat mengenai kebijakan tersebut dilaksanakan bahkan legitimasinya belum terlihat. Biar bagaimanapun kita membutuhkan legitimasi tersebut sebagai factor pendorongnya.

Selain itu didalam sector pendidikan itu sendiri belum memiliki konsep pendidikan yang mengedepankan manajemen yang mengedepan nilai - nilai efesiensi efektifitas dan optimilasi setiap sumber daya yang ada, dan yang terlihat disini hanyalah pendidikan yang mengedapankan pendekatan politik yang memfokuskan pada nilai-nilai yang memperbesar kekuasaan lembaga pengelola pendidikan dan memperbesar anggaran pendidikan semata tanpa memperhitungkan secara cermat dampaknya bagi kemajuan terhadap pendidikan itu sendiri.

Dalam kaitan dengan kebijakan pendidikan diera otonomi daerah, riant menyebutkan pemerintah bisa belajar dari kabupaten jembrana di bali. Daerah ini merupakan salah satu daerah miskin dibali, tetapi justru paling berhasil dalan kebijakan pendidikannya.

Pada tahun 2001, anggaran pendidikan hanya sekitar Rp 49 miliar dari total APBD Jembrana yang RP 131,59 miliar, dan pada tahun 2006 senilai 112,8 miliar dari total APBDnya Rp 367,2 miliar, kendati demikian , dengan keterbatasan anggaran, Jembrana merupakan daerah otonom pertama di Indonesia yang berhasil membebaskan biaya pendidikan untuk seluruh siswa negeri dari sd sampai sma/smk

Hal itu bisa dicapai dengan berkat efesiensi dan optimilasi yang mereka lakukan misalnya dengan melakukan penggabungan pada 31 SD. Dan untuk guru diberikan beasiswa pendidikan dan kepala sekolah diberikan pelatihan manajemen.

Kapitalisme Informasi dan penindasan melalui tekno kultur

Kapitalisme Informasi dan penindasan melalui tekno kultur

Kapitalisme informasi disini adalah bagaimana informasi itu dikendalikan oleh superstruktur yang terbentuk dari kepentingan pemilik modal.

Tekno kultur mencerminkan konfigurasi kultur massa dan masyarakat konsumen dimana barang konsumsi, film, televisi, citra massa, dan informasi yang dikomputerisasikan menjadi bentuk kultur dominan diseluruh dunia maju dan makin menjalar ke masyarakat yang sedang berkembang, dalam tekno kultur ini, citra dan tontonan dan komoditi estetika menjadi bentuk kultur yang baru yang menjajah kehidupan sehari - hari dan mengubah hubungan politik ekonomi dan social.

Dalam hal ini Negara berkembang adalah negara kapitalis ekonomi pinggiran, yang mana merupakan sebuah Negara yang ekonominya terkontrol secara global melalui pembentukan struktur social pasar dengan keseimbangan negative. Keseimbangan negative disini adalah kondisi pasar yang menghasilkan surplus dipusat pengendali struktur tapi tidak surplus dinegara kapitalis pinggiran.

Kapitalisme informasi yang terjadi disini adalah bagaimana secara structur social terjadi pendistrisbusian informasi yang tidak adil, dimana informasi bebas hanya terpusat dikalangan kelas atas, atau terjadinya proses asimetri informasi secara struktur social. Disini proses informasi yang terjadi adalah sebuah main stream informasi yang terkontrol oleh superstruktur, dalam hal ini dapat terlihat dengan mudah bagaimana tarif ICT ( Information Communication and Telecommunication) di Indonesia adalah termahal di dunia.

Bagaimana melihat sebuah kapitalisme informasi dan penindasan melalui tekno kultur, apakah kapitalisme informasi berdampak pada penindasan melalui tekno kultur atau keduanya berjalan seiringan atau penindasan melalui tekno kultur yang di prasanai oleh kapitalisme informasi. Semuanya dapat terjawab melalui arsitektur dari superstruktur social tersebut, dalam arsitekturnya yang terjadi adalah kapitalisme informasi adalah sebagai struktur control sedangkan pada tekno kultur adalah sebuah cara dalam melaksanakannnya.

Kapitalisme informasi bagaimana proses control lebih diserahkan kepada superstruktur social seperti hal nya bagaimana Institusi pemerintah Seperti Ditjen Postel, tidak mempunyai peran yang independent tapi perannya kalah dominan dengan pemilik modal, bagaimana lembaga tersebut di intervensi oleh pemilik modal, hal yang seharusnya terjadi adalah seharusnya sebaliknya Ditjen Postel lah yang lebih dominan dalam melakukan intervensi kepada mekanisme pasar dan pemilik modal. Dan kenapa lembaga yang seharusnya independen seperti BRTI (Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia) banyak dimasuki oleh orang-orang yang punya kepentingan terhadap mekanisme pasar.




Kapitalisme informasi dan Penindasan melalui tekno kultur, sebenarnya lebih berbahaya dari tindakan kejahatan apapun karena disinilah terjadi pembentukan karakter modal social.


Bagaimana kapitalisme informasi berpacaran dengan tekno kultur, dengan regulasi yang lemah pada pemerintah terhadap mekanisme pasar global, maka akan mengakibatkan terjadinya homogenitas struktur informasi, kenapa hal ini terjadi sebagai contoh bagaimana akses informasi murah berguguran (warnet-warnet berguguran), bagaimana tarif data melalui GPRS sangat mahal, hanya bisa diakses oleh kalangan atas yang punya penghasilan diatas rata-rata. Bagaimana mungkin GPRS hanya dipakai browsing selama seminggu dengan akses normal, hanya berita-berita, bisa dikenakan tarif sampai berjuta-juta ruapiah dan hal ini Cuma terjadi di Indonesia.
Coba lihat bagaimana para pemilik modal lebih mengutamakan keuntungan tanpa memperhatikan dampak sosialnya, hal ini juga bisa terlihat dari program-program struktur yang mengutamakan keuntungan sepihak contohnya sms premium. Pada acara-acara seperti Indonesian idol, AFI, Pildacil ( Pemilihan Dai Cilik ). Pada Pildacil bagaimana mungkin seorang anak kecil dijadikan objek ekonomi tanpa memahami makna yang sesungguhnya, dibebani hapalan - hapalan bukan pemahaman, bukankah ini adalah pembodohan masal. Disinilah yang dimaksud dengan penindasan melalui tekno kultur. Homogenitas Informasi disini adalah bagaimana terjadinya konvergensi informasi secara structural, dengan mahalnya akses informasi yang independent, maka orang kecenderungan akan mengakses informasi yang murah dan homogen, atau terjadinya pola pergesaran akses informasi dan satu-satunya informasi yang homogen dan murah adalah televisi, coba lihat bagaimana acara-acara televisi di Indonesia, kenapa hal ini terjadi pada televisi, karena lemahnya intervensi pemerintah tersebut tentunya acara-acaranya dikendalikan oleh superstruktur social yang digerakan oleh kepentingan pemilik modal, dimana independenitasnya nol besar, yang terjadi hanyalah mainstream informasi searah (terjadinya homogenitas informasi), coba perhatikan yang katanya televisi pendidikan Indonesia ternyata acaranya berisikan pembodohan masal, sinetron-sinetron banyak mengandung unsur pembentukan karakter social negative, seperti konsumerisme dan kebencian, dan disinilah terjadinya homogenitas informasi yang akhirnya hanya dapat membentuk struktur sosial yang bersifat negative dari superstruktur sosial yang merupakan hubungan timbal balik yang saling menguatkan yang hanya menguntungkan segelintir orang atau pemilik modal.

Bagaimana kapitalisme informasi dan tekno kultur berimbas kepada hilangnya hak - hak informasi atau dapat mengakibatkan penindasan terhadap hak hak asasi manusia, iyah karena secara tidak langsung hal tersebut dapat mengkarantina atau memenjarakan hak intelektual karena hal ini langsung berimbas kepada modal social, yang mana modal social tersebut adalah modal menuju bangsa yang ingin maju meninggalkan ketertinggalan, biar bagaimanapun informasi yang adil dan sesuai dengan porsinya adalah hak yang patut diperjuangkan oleh setiap individu yang ingin maju.

abadi

abadi aku hanyalah waktu
waktu terus berlanjut
tapee abadi hanyalah waktu
waktu begitu cepat
apakah aku kekurangan waktu
sesungguhnya waktu itu pasti
dan keabadian itu merupakan sepenggal waktu
sepenggal waktu yang sangat singkat

july 2012

bantai

bantai semuanya
ku tak tahu apa yang harus di bantai
bantai terlalu jauh untuku
apakaha ku harus membantai
sementara aku tak sanggup
menyentuhnya
karena aku terlau jauh dengan bantai

july 2012

ada

dunia dan alama semesta ada karena aku ada
seandainya aku tak ada maka alam semesta tak ada bahkan tuhan sekalipun tak ada. aku ada maka segalanya menjadi ada
tuhan tak ada bagiku karena tuhanpun bingun jika aku ada


seandainya ku taik ada betapa damainya hati ini jika aku punya
punya hati dalam ketiadaan

jika aku ada aku hanya bisa melihat bayanganku
apakah bayangan ku dpat kulihat tentusaja dapat ku lihat

kini akucari bayangan diatas jalanan penuh duri
egnkau kini bayanganku semakin jauh dan semakin tak jelas

hadirlah bayangku dihadapanku jika aku berhasrat
walaupun aku tak sanggup meliihat bayangku sendiri

juni 2012

lanjutken
Pasir bercanda dengan ombak - ombak
ditepi panta, matahari bercumbu dengan
bulan, pohon - pohon bernyanyi di terpa
hembusan angin, daun - daun menari
menyambut damai, burung-burung
berbaris dipohon cemara menanti
kecupan, bintang-bintang berdansa
dengan cahaya, mata tertutup
menyambut gelap, kaki terdiam
menyambut langkah, tangan
terbaring kaku menggemgam cinta
sudikah kau berjabat tangan
denganku untuk mengucapkan
kata maaf dihari raya lebaran ini,
selamat idul fitri 1428.

13 oktober 2007

Cerita tentang bunga

Cerita tentang bunga yang ranum
Dipagee yang indah, dengan tetes embun
Menghiasi setiap jengkal porinya,
daun daun disekitarnyapun akan
Dibuat cemburu oleh tangkai yang
Menciumnya dengan pelukan
Membelai merah helai helai pori
Daun, matahari dan tanah pun
Berlomba mengedipkan mata

Juni 2007

Gitar

Gitar
Ku mengejar suara gitar,
Kutemukan senar yang
Tersentuh jari dan udara
Terdiam merasakan getar2nya
Sejernih kabut teramat dekat,
Ketika udara berlomba untuk
Hening maka kaulah angin
Ketika kutahu kau adalah udara
Kau selalu kuhirup tak perlu
Kukejar karena kau tak berjarak

Juni 2007
Gitar
Ku mengejar suara gitar,
Kutemukan senar yang
Tersentuh jari dan udara
Terdiam merasakan getar2nya
Sejernih kabut teramat dekat,
Ketika udara berlomba untuk
Hening maka kaulah angin
Ketika kutahu kau adalah udara
Kau selalu kuhirup tak perlu
Kukejar karena kau tak berjarak

Juni 2007

Matahari

Matahari
Matahari yang tak pernah lelah
Seperti pasir putih pantai yang
Tak pernah bosan menanti
Pelukan derai air laut
Akankah matahari lelah
Menghangatkan derai pelukan ,
Tidak … matahari tak pernah
Lelah menghangatkan pelukan …
Penantian pasir ..
Walaupun pasir menari nari
Dengan indahnya menggoda
Derai ombak … matahari
Tetap setia memeluk pasir.

Juni 2007
Jejak

Ketika melangkahkan cerita
tanpa langkah yang menapak
hembusan anginpun menuliskan
jejak cerita, dan ketika cinta
adalah cerita, angin adalah tinta
yang tak pernah habis
meniupkan cerita.

Juni 2007